Bergelut di dalam dunia
kejurnalistikan hakikatnya adalah menjadi seorang pendakwah. Menyebarkan
informasi-informasi yang hak, memberi kabar gembira, mendidik, mengkritik,
serta melakukan pengawasan sosial. Kalau diperhatikan secara seksama dan
mendalam, maka pengertian daripada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi.
Hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya,
terletak pada cara dan tujuan yang akan dicapai. H.Toto Tasmara(1997:39 )
Islam didalam menyampaikan pesan
haruslah secara sopan, dengan kata-kata yang tidak menimbulkan konflik,
bijaksana, seperti firman Allah SWT yang artinya: “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasehat-nasehatyang
baik, dan bertukar fikiranlah dengan cara yang baik- baik sesungguhnya Tuhanmu
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya,dan Dia-lah yang mengetahui
siapa yang terpimpin”.(Q.S.An-Nahl : 125). Firman-Nya yang lain yang
artinya: “Bahwasanya engkau itu adalah
yang memberi peringatan bukannya engkau itu sebagai seorang pemaksa sesuatu
yang dikehendaki”.(Q.S.Al-Ghaasyiyah: 21-22)
Istilah “Pemberi peringatan” dalam
arti komunikasi ialah menjadi seorang komunikator, pendakwah atau wartawan.
Menyampaikan pesan-pesan yang bersumber dari Allah SWT. Disampaikan kepada umat manusia sama halnya
dengan menyampaikan suatu informasi-informasi yang didapatkan dari narasumber
berita kemudian diproses melalui editing terus kemudian disebarkan.
Disamping majalah atau
tabloid, media massa
elektronik maupun cetak baik local maupun nasional media dalam skala yang lebih
kecil, namun mampu menyuarakan visi agama jauh lebih nyaring, seperti sirkulasi
pamphlet atau bacaan ringan di masjid-masjid setiap hari jum’at semisal al-hujjah
Dengan tanpa memungut biaya alis gratis
dan jumlah tulisan dengan jumlah halaman yang pendek, yaitu empat halaman, maka
bulletin dakwah semacam ini kan menjadi bacaan ringan, serta penyampaian pesan
yang mudah dicerna selain padat, jelas bulletin dakwah seperti inibisa menjadi
media dakawah yang cukup efektif.
Menurut Ziauddin Sardar
(1988:16) “informasi kini dengan
cepat menjadi suatu komuditi primer dan sumber kekuatan
Salah satu bentuk komunikasi yang
mutakhir adalah internet, dimana proses komunikasi secara mobilitas begitu
cepat sehinnga memudahkan public untuk mendapatkan informasi-informasi yang
diinginkan. Dakwah tidak hanya dilakukan secara face-to-face namun bisa
menggunakan media yang begitu beragam jenisnya, peranan Pendakwah kini mulai
menemukan keeksistensiannya sebagai penyebar visi keagamaan.
Dakwah dalam
kejurnalistikan disebut-sebut menyampaikan informasi-informasi ketuhanan,
memberi peringatan, mengajak kejalan yang ma’ruf
serta mencegah daripada yang mungkar. Ada
beberapa definisi sebagai berikut:
1. H. Endang S. Anshari
mengatakan sebagai berikut:
a) Arti dakwah dalam arti
terbatas ialah:
Menyampaikan
islam kepada manusia secara lisan, maupun secara tulisan, ataupun secara
lukisan.( panggilan, seruan, ajakan kepada manusia pada islam)
b) Arti dakwah dalam arti luas
Penjabaran,
penerjemahan dan pelaksanaan islam dalam kehidupan dan penghidupan manusia
(termasuk didalamnya politik, ekonnomi, social, pendidikan, ilmu pengetahuan,
kesenian, kekeluargaan dan sebagainya.Anshari, (1976:8)
2. Prof. Thoha Omar MA.
a) Ilmu dakwah secara umum
ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan, bagaimana
seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan
suatu ideologi – pendapat pekerjaan tertentu.
b) Dakwah menurut Islam
ialah mengajak manusia dengan cara bijaksna kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
akhirat.
Menjadi seorang muslim
dakwah merupakan suatu hal yang wajib, sudah melekat dalam diri setiap muslim
sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. dengan sabda beliau: “balligu anni walau ayah” (al Hadis) yang
artinya “sampaikan apa yang (kamu terima) daripadaku walaupun hanya satu ayat” jelas
disini bahwa islam adalah agama misi yang mengaruskan setiap pemeluknya untuk
saling pemperingati, mengajak, memberi kabar gembira tentang surga, dan
lain-lain.
Di dalam prosesnya jurnalisme
adalah suatu profesi yang begitu
termenajemen begitu apik sehingga mulai dari pemburuan berita, mencari
narasumber, peengolahan informasi, sampai kepada pengeditannya mengalamai suatu
proses manajemen, berita yang disampaikan
kepada public dengan bahasa yang mengasikkan, menghibur, mendidik, memberi kabar, serta memberikan rasa terhadap
lingkungan baik di dalam diri pembaca maupun di lungkungannya. Dalam hal ini
dakwah melalui media massa perlulah di manajemen sehingga tidak menjadi barang
yang mubazir hanya menjadi koleksi semata, mungkin bisa mulai dari “kapan”
misalnya di televisi, radio waktu penyiaran agama perlu disiasati terlebih
dahulu, sehingga informasi-informasi keagamaan bisa tersampaikan, contohnya
subuh, magrib dimana pada waktu-waktu
ini orang sudah tidak melakukan aktivitas pekerjaannya secara umum. Kemudian
“siapa” seseorang Pendakwah juga berpengaruh terhadap ketertarikan
pemirsa, pendengar, pembaca, dikarenakan ke- favorit an mereka terhadap seseorang
tokoh membuat mereka intens untuk menerima informasi misalnya: ustadz Yusuf
Mansur, A.Agym dll, didalam suatu penyampaian pesan perlu kiranya
mempertimbangankan berbagai kemungkinan penarikan minat dari komunikan sehingga
dakwah melalui media masa perlu dimenejemen.
agusdedi17@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar