Click Here!
1.Lasswell’s
Model (Model Lasswell)
Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi
adalah menjawab pertanyaan : Who Say What In Which Channel To Whom With What
Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Kepada Siapa Dengan
Efek Apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik (paradigmatic Question)
Lasswell itu merupakan unsur – unsur proses komunikasi, yaitu communicator
(komunikator), Message (Pesan), Media (Media), Receiver (komunikan/Penerima),
dan Effect (efek).
Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :
a.The Surveilance of the invironment (pengamatan lingkungan)
b.The correlation of the parts of sos\ciety in responding to the environment
(korelasi kelompok – kelompok ketika menanggapi lingkungan)
c.The transmission of the social heritage from one generation to the next
(tranmisis warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain)
Yang dimaksud dengan surveillnace oleh Lasswell adalah kegiatan mengumpulan dan
menyebarkan informasi mengenai peristiwa – peristiwa dalam suatu lingkungan.
2.S-O-R Theory (Teori S-O-R)
Teori S-O-R sebagai singkatan Stumulus – Organism – Response ini semula berasal
dari psikologi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah
reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan
dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Jadi unsur – unsur dalam model ini adalah :
a.Pesan (Stimulus, S)
b.Komunikan (Organism, O)
c.Efek (Response, R)
Dalam proses komunikasi berkenan dengan perubahan sikap adalah aspek “how”
bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan
sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar
– benar melebihi semula.
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya,
mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
a.Perhatian
b.Pengertian
c.Penerima
TEORI S – O – R
Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau
mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti, kkemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,
maka terjadilah kesedian untuk mengubah sikap.
3.S-M-C-R Model (Model S-M-C-R)
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah – istilah : S singkatan dari Source
yang berarti sumber atau komunikator; M Singkatan dari Message yang berarti
pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R
singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu berarti
saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua
pengertain, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah
lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang –
lambang yang dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka (face-to-face
communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media
massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nirmassa,
misalnya surat, telepon, atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap
muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada
komunikasi bermedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau
reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunde, jelasnya
bahasa dan sarana yang ia operasikan.
4.The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematikal Komunikasi)
Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena
komunikasi manusia yang uncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan
Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Komunikasi dipergunakan “ dalam pengertian
yang amat luas yang mencakup semua prosedur di mana pikiran seseorang
mempengaruhi pikiran orang lain” (very broad sense to incluce all of the
procedures by which on may affect another).
Model matematical dari Shannon dan weaver itu menggambarkan komunikasi sebagai
proses linear.
Teori ini menunjukkan sumber informasi (information source) memproduksi sebuah
(message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata – kata
lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain – lain. Pemancar (tranmitter)
mengubah pesan mejadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang
dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari
pemancar kepada penerima. Dalam percakapan sumber cinformasi adalah benak
(brain), pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran
(channel) adalah udara.
Penerima *receiver) melakukan kebalikan operasi yang dilaksankan pemancar,
yakni merekonstruksi pesan dari isyarat. Tujuan (destination) adalah orang
benda kepada siapa atau kepada apa pesan ditujukan.
5. The Osgood and Schramm Circular Model ( Model sirkular Osgood dan Schramm)
Model Osgood dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang
tinggi.Perbedaan lainya ilah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan
perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan
penerima (receiver) aatu dengan perkataan lain komunikator dan komunikan ,
Schramm dan Osgoog menitikberatkan pembahasannya pada pelaku – pelaku utama
dalam proses komunikasi.
Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver
dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman
(transmitting) pada sisi penerimaan (receiving) dari proses.
6.Dance Helical Model ( Model Helical Dance )
Model komunikasi helikal ini didapat dikaji sebagi pengembangan dari model
sirkular dari Osgood dan Schramm. Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan
orang menggaggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam
menjelaskan proses komunikasi.
Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan
bahwa dewasa ini kebanykan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah
paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.(lhat gambar 4)
Proses komunikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur –
unsur, hubungan – hubungan, dan lingkungan – lingkunganyang terus menerus.
7.Newcomb` ABX Model ( Model ABX Newcomb )
Model ini mengingatkan kepada diagram jaringan kelompok kerja yang dibuat para
psikolog sosial dan merupakan awal formulasi konistensi kognitif. Dalam bentuk
yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi, seseorang, A, menyampaikan
informasi kepada orang lain, B, mengenai sesuatu, X. Model tersebut menyatakan
bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung,
dan ketiganya membentuk suatu sistem yang meliputi empat orientasi.
a.Orientasi A terhadap X termasuk sikap baik terhadap X sebagai objek untuk
didekati atau dihindarkan maupun terhadap ciri – ciri kognitif.
b.Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang benar – benar sama (untuk
tujuan menghidarkan istilah – istilah yang membingunkan, Newcomb menyebutkan
atraksi yang positif dan negatif terhadap A artau C sebagai orang – orang
dengan sikap – sikap yang menyenangkandan tidak menyenangkan terhadap X).
c.Orientasi B terhadap X
d.Orientasi B terhadap A
Pada model Newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif di mana
orang – orang mengrientasi dirinya terhadap lingkungan 9Severin dan Tankard,
1992).
Teorinya itu menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap senang atau tidak
senang terhadap masing – masing dan terhadap onbjek eksternal, maka akan tibul
hubungan seimbang (jika dua orang saling menyenangi dan juga menyenangi suatu
objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi, tetapi
yang satu menyenagi objek, dan yang lain tidak). Selanjutnya apabila terjadi
keseimbangan, setiap peserta akan menghadang perubahan, dan manakala jadi
ketidakseimbangan berbagai upaya akan dilakukan untuk memulihkan keseimbangan
kognitif. (McQual dan Windahl, 1984).
8.The Theory of Cognitive Dissonnance ( Theori Disonansi kognitif )
Istilah disonasi kognitif dari teori yang ditampilkan oleh Leon Festinger ini
berarti ketidaksesuaian anata kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang
terjadi pada diri seseorang. Orang yang mengalami disonansi akan berupaya
mencari dalih untuk mengurangi disonansinya itu.
Pada umumnya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan apa yang diketahui.
tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku tidak
konsisten seperti itu. Leon Festinger menyajikan contoh seorang pemuda yang
sedang berkencan. Ketika ia asyik berkencan dengan segala kegairahannya, ia
sadar bahwa uang yang ada di kantungnya tidak memadai dengan perbuatannya
terhadap pacarnya itu. Keterpautan perilaku dengan perbuatannya mengenai
situasi keuangannya itu dinamakan disonasi.
Jelaslah bahwa jika orang itu menerima komunikasi tersebut akan meningkatkan
disonasi antara kepercayaan dengan perilaku. Jadi komunikasi persuasif akan
sangat efektif, apabila mengurangi disonasi, dan tidak efektif jika
meningkatkan disonasi.
9.Inocculation Theory ( Teori inokulasi )
Orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak menyadari
posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau
dibujuk, oleh karena itu ia tidak siap untuk menolak argumentasi si persuader
atau pembujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh
adalah “menyuntiknya” dengan argementasi balasan (counterarguments).
Teori inokulasi menyatakan bahwa lebih baik mempersenjatai terbujuk (persuadee)
dengan counterarguments daripada membiarkan tidak siap menyangkal perspektif lawan.
10. The Bullet Theory of Communication ( teori Peluru )
Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh
para teorisi komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory.
Wilbur Schramm pada tahun 1950-an itu mengatakan bahwa seorang komunikator
dapat menembakkan perlu komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif
tidak berdaya.
Tahun 1970-an Schramm meminta kepada para peminatnya agar teori peluru
komunikasi itu dianggap tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media
massa itu ternyata tidak pasif.
Pernyataan Schramm tentang pencabutan teorinya itu didukung oleh Paul
Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa
peluru komunikasi , mereka tidak jatuh terjerembab. Kadang – kadang peluru itu
tidak menembus. Adakala pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si
penembak. Seringkali pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk
ditembak.
Raymond Bauer menyatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka bandel
(stubborn). Secara aktif mereka mencari yang diinginkan dari media massa. Jika
menemukannya, lalu melakukan interpretasi sesuai dengan predisposisi dan
kebutuhannya. Limited effect model atau efek terbatas. Hovland mengatakan bahwa
pesan komunikasi efektif dalam menyebarkan informasi, tetapi tidak dalam
mengubah perilaku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar